Posted by : Unknown Senin, 05 Mei 2014

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN HOSPITALISASI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Jiwa I

Dosen Pembimbing
Murjani

KELOMPOK III
Tingkat II.A

1.      Arif Masyhuri
2.      Husna Mustika
3.      M. Syarif Abdullah
4.      Muhammad Fahrin Nizami
5.      Raudati Heldayani
6.      Yutdy Dilli Ramadhani








KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN KEPERAWATAN
BANJARBARU
2014



A.       ASUHAN KEPERAWATAN HOSPITALISASI
1.      Pengkajian
Pengkajian yang dapat dilakuakn pada klien dengan hospitalisasi (Wanda, 2003) adalah:
a.         Cara berpikir dan persepsi
·          Apakah klien membuat catatan perilaku agresif?
·          Apakah klien menderita delusi atau halusinasi yang dapat berpotensi membahayakan diri sendiri atau orang lain? (Misalnya, seorang istri menjadi yakin bahwa suaminya sedang mencoba untuk membunuh dia dan dia mendengar suara-suara dalam kepalanya menyuruhnya untuk membunuh dia).
b.        Aktivitas motorik dan bahasa tubuh
·          Apakah klien menunjukkan peningkatan agitasi psikomotor (gelisah, mondar-mandir) bersama dengan postur tegang, tinju terkepal, atau rahang menegang?
c.         Perasaan
·          Apakah mempengaruhi klien atau verbalisasi meningkat dalam intensitas, atau memiliki cara yang klien mengekspresikan keinginan dan kebutuhan berubah terasa? (Misalnya, klien berbicara menggunakan nada marah saat ia menyatakan bahwa ia ingin petugas RS untuk membiarkan dia keluar dari rumah sakit).
d.         Keadaan fisik
·          Apakah klien memiliki kondisi seperti kejang, delirium, atau lesi otak yang dapat mempengaruhi perilaku kekerasan tiba-tiba tanpa peringatan?
e.         Riwayat terdahulu
·        Apakah klien memiliki riwayat perilaku kekerasan? Beberapa studi menunjukkan bahwa prediksi terbaik dari kekerasan adalah riwayat kekerasan. Riwayat kekerasan terhadap perilaku diri atau lainnya dapat berulang atau mencoba bunuh diri dan penggunaan alkohol, obat-obatan adiktif lainnya, atau obat halusinogen yang mengurangi kontrol atas perilaku (Littrell, 1998)

2.      Pengkajian hospitalisi pada anak
a.       Biodata
b.      Penanggung Jawab
c.       Data psikososial
1)      Kecemasan / ansietas
·        Kaji penyebab kecemasan yang berhubungan dengan perpisahan
·        Lingkungan baru ( Rumah sakit)
·        Stranger anxity ( Perawat, dokter dan petugas RS yang lain)
·        Perubahan dalam interaksi teman sebaya.
2)      Kaji manifestasi fisik
·        Kegelisahan
·        Palpitasi
·        Semburat merah atau pucat
·        Diaporosis
·        Insomnia
·        Peningkatan frekwensi jantung
·        Perubahan intonasi suara
·        Gemetar
·        Peningkatan frekwensi pernafasan
3)      Kaji manifestasi psikologis / emosional
·        Irritabilitas
·        Marah meledak-ledak
·        Menarik diri
·        Menangis
·        Reaksi terkejut
d.      Ketakutan
1)      Kaji penyebab ketakutan
·        Prosedur tindakan
-       Perawatan di Rs
-       Prosedur invasive
-       Operasi
-       Anastesi
-       Radiasi
·        Situasional (personal / lingkungan)
-       Lingkungan baru ( pertama kali opname)
-       Orang-orang baru Petugas Rumah Sakit)
-       Pergantian atau kehilangan orang-orang terdekat
·        Pengaruh dari penyakit
-          Kehilangan bagian tubuh
-          Kehilangan fungsi tubuh
-          Ketidak mampuan karena penyakit
-          Ketidak tahuan penyakitnya.
2)      Kaji manifestasi prilaku ketakutan
·        Menghindari
·        Menangis / rewel
·        Menyerang
·        Terlalu waspada
·        Tidak kerasan di Rumah sakit
·        Tingkah laku konpulsif.
3)      Kaji aktivitas somatic / manifestasi fisik.
·        Muskuloskletal (gemetar, otot tegang, keletihan / kelemahan anggota badan)
·        Kardiovaskuler ( palpitasi, nadi cepat, TD meningkat)
·        Pernafasan ( nafas dangkal, frekwensi meningkat)
·        Gastrointestinal ( anoreksia, mual/muntah, diare atau dorongan defekasi)
·        Genito urinaria ( sering/dorongan kencing, ngompol)
·        Kulit ( kemerahan / pucat, berkeringat)
e.       Hostolity ( rasa bermusuhan )
1)        Kaji penyebab hostility.
·          Mengeluarkan kata-kata kotor
·          Menolak dilakukan prosedur invasive
·          Menyerang perawat
2)      Kaji asfek fisik
·        Wajah merah
·        Tangan dikepal, reflek cepat.
·        Tekanan darah meningkat
·        Nadi cepat
3.      Diagnosa Keperawatan
Berikut diagnosa keperawatan pada klien hospitalisasi (Boyd & Nihart, 1998), yaitu:
a.         Perubahan proses keluarga,
b.        Perubahan pemeliharaan kesehatan,
c.         Risiko tinggi terhadap kekerasan diri sendiri,
d.        Cemas,
e.         Gangguan interaksi sosial,
f.          Koping individu inefektif,
g.         Gangguan harga diri,
h.         Gangguan pola tidur,
i.           Isolasi sosial,
j.          Gangguan spiritual.

4.      Rencana Intervensi Keperawatan
Di bawah ini contoh diagnosa dan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, yaitu:
a.        Diagnosa keperawatan: koping tidak efektif (Wanda, 2003)
Intervensi:
1)        Sarankan klien mencatat situasi yang menimbulkan kemarahan
2)        Bantu klien untuk mengatasi kemarahan dengan merangsang bicara sendiri.
3)        Ajarkan teknik distraksi.
4)         Ajarkan pikir teknik relaksasi.
5)        Ajarkan klien menghormati perasaan orang lain dan hak-hak orang lain.
6)        Bantu klien mengidentifikasi cara penanggulangan pada saat tegang.
b.        Diagnosa keperawatan: Potensi terjadinya kekerasan (Wanda, 2003)
Intervensi:
1)      Jauhkan benda-benda berbahaya.
2)      Tunjukkan sikap kepedulian dan perhatian terhadap klien
3)      Lakukan pendekatan pada klien dengan berbicara dengan nada suara lembut
4)      Diskusikan harapan terhadap perilaku dan konsekuensi yang akan terjadi.
5)      Berikan kesempatan pada klien untuk mengekspresikan keprihatianan dan mengungkapkan isi hatinya

c.       Diagnosa keperawatan: Perubahan proses keluarga (Wilkinson, 2006)
Intervensi:
1)        Ajari keterampilan merawat pasien yang diperlukan oleh keluarga (misal: manajemen waktu, pengobatan)
2)        Berikan perawatan berkelanjutan dengan mempertahankan komunikasi yang efektif.
3)        Tanyakan pelayanan konsultasi sosial untuk membantu keluarga menentukan kebutuhan pasca hospitalisasi dan identifikasi sumber dukungan di komunitas.
4)        Bantu keluarga dalam mengidentifikasi kekuatan personal.
5)        Dukung keluarga untuk menyatakan perasaan dan masalahnya secara verbal.


d.      Diagnosa keperawatan: Perubahan pemeliharaan kesehatan (Wilkinson, 2006)
Intervensi:
1)   Jelaskan tentang sistem perawatan kesehatan, bagaimana cara kerjanya dan apa yang dapat diharapkan pasien/keluarga.
2)   Informasikan pasien tentang biaya, waktu, alternatif, dan risiko yang timbul dari pemeriksaan atau prosedur tertentu.
3)   Berikan salinan hak-hak pasien pada pasien.
4)   Konsultasikan pada layanan sosial untuk merencanakan kebutuhan pemeliharaan kesehatan pada perencanaan pulang.

e.      Diagnosa keperawatan: Gangguan harga diri (Wilkinson, 2006)
Intervensi:
1)        Tekankan kekuatan diri yang dapat diidentifikasi oleh pasien
2)        Bantu pasien untuk mengidentifikasi respon positif terhadap orang lain
3)        Hindari tindakan yang dapat melemahkan pasien
4)        Kaji pencapaian keberhasilan sebelumnya
5)        Berikan penghargaan atau pujian terhadap perkembangan pasien dalam pencapaian tujuan
6)        Fasilitasi lingkungan dan aktifitas yang dapat meningkatkan harga diri.

f.        Diagnosa keperawatan: Isolasi diri (Wilkinson, 2006)
Intervensi:
1)      Dukung hubunngan dengan orang lain yang mempunyai ketertarikan dan tujuan yang sama.
2)      Berikan uji pembatasan interpersonal
3)      Berikan umpan balik tentang peningkatan dalam perawatan diri atau aktifitas lainnya
4)      Harapkan pasien pada hambatan penilaian jika memungkinkan
5)      Dukung pasien untuk mengubah lingkungan seperti pergi jalan-jalan dan menonton film.

g.      Diagnosa keperawatan: Gangguan spiritual (Wilkinson, 2006)
Intervensi:
1)        Gunakan teknik klarifikasi nilai-nilai untuk membantu pasien mengklarifikasi keyakinan dan nilai-nilainya
2)        Dengarkan dengan cermat komunikasi pasien dan kembangkan arti pentingnya berdoa atau aktifitas keagamaan.
3)        Berikan fasilitas dalam beribadah.


Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Catatan Mahasiswa - Hatsune Miku - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan - Published by Responsive blogger Templates-