Posted by : Unknown Senin, 05 Mei 2014

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN KRISIS

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Jiwa I

Dosen Pembimbing
Ahmad Rizani, SKp., M.Kes

KELOMPOK III
Tingkat II.A

1.     Arif Masyhuri
2.     Husna Mustika
3.     M. Syarif Abdullah
4.     Muhammad Fahrin Nizami
5.     Raudati Heldayani
6.     Yutdy Dilli Ramadhani





KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN KEPERAWATAN
BANJARBARU
2014




KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala kebesaran dan limpahan nikmat serta kesehatan kepada kita semua, sehingga makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pasien dengan Krisis“ ini dapat diselesaikan.
Dalam penulisan makalah ini, berbagai hambatan telah kami alami. Oleh karena itu terselesaikannya makalah ini tentu saja bukan karena kemampuan kami semata-mata. Namun karena adanya dukungan dan bantuan dari pihak-pihak yang terkait.
Sehubungan dengan hal tersebut, perlu kiranya kami dengan ketulusan hati mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing Mata Perkuliahan Keperawatan Jiwa I, Akhmad Rizani, SKp., M.Kes yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini. Kami juga berterima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah  ini, kami menyadari pengetahuan dan pengalaman kami masih sangat terbatas. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak agar makalah ini menjadi lebih baik dan bermanfaaat.
Serta akhir kata kami ucapkan  terima kasih, semoga Allah swt selalu membalas budi baik anda semua.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.





Banjarbaru,13 Maret 2014



Penyusun, Kelompok 3







BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Dalam kehidupan, manusia harus mengatasi masalah terus menerus untuk menjaga keseimbangan atau balance antara stress dan mekanisme koping. Jika hal ini tidak bisa seimbang maka akan bisa terjadi krisis. Krisis merupakan bagian dari kehidupan yang dapat terjadi dalam bentuk yang berbeda–beda, dengan penyebab yang berbeda, dan bisa eksternal atau internal.
Dalam ilmu keperawatan jiwa masalah krisis yang dimaksud yaitu suatu kejadian atau peristiwa yang terjadi secara tiba – tiba dalam kehidupan seseorang yang mengganggu keseimbangan selama mekanisme koping individu tersebut tidak dapat memecahkan masalah. Mekanisme koping yang biasa digunakan individu sudah tidak efektif lagi untuk mengatasi ancaman dan individu tersebut mengalami suatu keadaan tidak seimbang disertai peningkatan ansietas. Ancaman atau peristiwa pemicu, biasanya dapat di identifikasikan.
Krisis mempunyai keterbatasan waktu dan konflik berat yang ditunjukkan menyebabkan peningkatan ansietas. Konflik berat yang ditunjukkan dapat merupakan perode peningkatan kerentanan yang dapat menstimulasi pertumbuhan personal. Konsep krisis di asosisasikan dengan respon potensi yang adaptif, dan basanya tidak berkaitan dengan sakit, disisi lain konsep stress sering di hubungkan dengan konotasi negatif atau resko tinggi untuk sakit.
Dalam hal ini intervensi krisis merupakan pendekatan yang relatif baru dalam mencegah gangguan jiwa dengan fokus pada penemuan kasus secara dini dan mencegah dampak lebih jauh dari stress, hal ini dilaksanakan dengan kerja sama dan interdisiplin dalam mencegah dan meningkatkan kesehatan mental. Oleh karena itu diperlukan tenaga keperawatan yang memiliki kemampuan dalam membuat asuhan keperawatan dengan  gangguan psikososial masalah krisis.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa definisi dari krisis?
2.      Bagaimana asuhan keperawatan jiwa dengan kritis?

C.      Tujuan Penulisan
1.      Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Jiwa pada semesterIV, dan di harapkan bagi mahasiswa agar mampu memahami tentang gangguan psikososial yaitu masalah krisis dan dapat membuat asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah krisis.
2.      Tujuan Khusus
a.       Mahasiswa mampu menjelaskan tentang konsep dasar asuhan keperawatan pada masalah krisis
b.      Mahasiswa mampu menjelaskan tentang proses keperawatan.
c.       Mahasiswa mengetahui ada saja komponen yang ada dalam proses keperawatan klien dengan krisis



BAB II
ISI

A.      KONSEP DASAR PENYAKIT
1.         Definisi
“Krisis adalah gangguan internal yang diakibatkan oleh peristiwa menegangkan atau ancaman yang dirasakan pada diri individu. Mekanisme yang biasa digunakan individu sudah tidak efektif lagi untuk mengatasi ancaman dan individu tersebut mengalami suatu keadan tidak seimbang disertai peningkatan ansietas.” (Iyus Yosep, 2013) Krisis adalah gangguan internal yang diakibatkan oleh suatu keadaan yang dapat menimbulkan stres, dan dirasakan sebagai ancaman bagi individu. Krisis terjadi jika seseorang mengalami hambatan dalam mencapai tujuan hidup yang penting dan tidak dapat diatasi dengan penggunaan metode pemecahan masalah (koping) yang biasa digunakan. Krisis terjadi melalui empat fase, yaitu sebagai berikut:
Fase I            : Ansietas meningkat sehngga muncul stimulus individu untuk menggunakan koping yang biasa dipakai.
Fase II          : Ansietas lebih meningkat karena koping yang digunakan gagal
Fase III         : Individu berusaha mencari koping baru, memerlukan bantuan orang lain
Fase IV         : Terjadi ansietas/ panik yang menunjukkan adanya disorganisasi psikologis


2.         Faktor Presipitasi
Faktor pencetus terjadinya krisis adalah sebagai berikut:
1.    Kehilangan : kehlngan orang yang penting, perceraian, pekerjaan
2.    Transisi: pindah rumah, lulus sekolah, perkawinan, melahirkan
3.    Tantangan: promosi, perubahan karir
4.    Kualitas dan matuirtas ego dinilai berdasarkan (G. Caplan 1961) hal-hal sebagai berikut
a.    Kemampuan seseorang unruk menahan stres dan ansietas serta mempertahankan keseimbangan
b.    Kemampuan mengenal kenyataan yang dihadapi serta memecahkan masalah
c.    Kemampuan untuk mengatasi masalah: serta mempertahankan keseimbangan sosial.

3.      Faktor Pengimbang (Balancing Factory)
Dalam penyelesaian suatu krisis harus dipertimbangkan beberapa faktor pengimbang yaitu sebagai berikut.
1.    Persepsi individu terhadap kejadian, arti kejadian tersebut pada individu.
Pengaruh kejadian terhadap masa depan individu. Pandangan realistis dan tidak realistis dan tidak realistis terhadap kejadian.
2.    Situasi yang mendorong/ dukungan situasi. Ada orang/ lembaga yang dapat mendorong individu.
Mekanisme koping yang dimiliki oleh individu yaitu sikap yang biasa dilakukan individu dalam menangani masalahnya.

4.      Tipe – tipe krisis
1.      Krisis maturasi
Perkembangan kepribadian merupakan suatu rentang dimana setiap tahap mempuyai tugas dan masalah yang harus  diselesaikan untuk menuju kematangan pribadi individu. Keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan masalah pada tiap tahap dipengaruhi kemampuan individu mengatasi stres yang terjadi dalam kehidupannya.
Krisis maturasi terjadi dalam satu periode transisi masa perkembangan yang dapat mengganggu perkembangan psikologis, seperti pada masa pubertas, masa perkawinan , menjadi orang tua , menopause, dan usia lanjut. Krisis maturasi memerlukan perubahan peran yang dipengaruhi oleh peran yang memadai, sumber – sumber interpersonal, dan tingkat penerimaan orang lain terhadap peran baru.
2.      Krisis situasi
Krisis situasi terjadi apabila keseimbangan psikologis terganggu akibat dari suatu kejadian yang spesifik, seperti : kehilangan pekerjaan, kehamilan yang tidak diinginkan atau kehamilan di luar nikah, penyakit akut, kehilangan orang yang dicintai, serta kegagalan disekolah.
3.      Krisis malapetaka
Krisis ini disebabkan oleh suatu kejadian yang tidak diharapkan serta menyebabkan kehilanganganda dan sejumlah perubahan dilingkungan seperti: gunung meletus, kebakaran, dan banjir. Krisis ini tidak dialami oleh setiap orang seperti halnya pada krisis maturasi.

B.       Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1.      Pengkajian
Selama pengkajian perawat harus mengumpulkan data tantang sifat dari krisis dan pengaruhnya. Mengingat batas waktu krisis dan penyelesaiaannya sangat singkat yaitu paling lama 6 minggu, maka pengkajian harus dilaksanakan secara spesifik dan berorientasi pada masalah yang actual. Aspek-aspek yang perlu dikaji:

1.      Faktor Predisposisi
·         Keberhasilan seseorang dalam menyelesaikan masalahnya pada fase-fase tumbuh kembang akan mempengaruhi kemampuan individu mengatasi stress yang trejadi dalam hidupnya. Setiap fase individu mengalami krisis yang lazim yang disebut krisis maturasi.
·         Pembagian fase tumbuh kembang menurut Sigmund Freud dari fase oral, anal, falik, laten dan pubertas
·         Krisis maturasi terjadi dalam satu periode transisi yang dapat mengganggu keseimbangan psikologis seperti pada masa p[ubertas, masa perkawinan, menjadi orang tua, menopause, lanjut usia
·         Krisis maturasi memerlukan perubahan peran yang dipengaruhi oleh contoh peran yang memadai, sumber-sumber interpersonal dan tingkat penerimaan orang lain terhadap peran baru
2.      Faktor Presipitasi
a.       Mengidentifikasi factor pencetus, termasuk kebutuhan yang terancam, misalnya:
·         Kehilangan orang yang dicintai, baik perpisahan maupun kematian yang lazim disebut krisis situasi
·         Kehilangan biopsikososial, seperti: kehilangan salah satu bagian tubuh karena operasi, sakit, kehilangan pekerjaan, kehilangan peran social, kehilangan kemampuan melihat dan sebagainya
·         Kehilangan milik pribadi, misalnya: kehilangan harta benda, kehilangan kewarganegaraan, rumah kena gusur dan sebaagainya
·         Ancaman kehilangan,, misalnya: anggota keluarga yang sakit, perselisihan yang hebat dengan pasangan hidup
b.      Mengidentifikasi persepsi klien terhadap kejadian
Persepsi terhadap kejadian yang menimbulan krisis, termasuk poko pikiran dan ingatanyang berkaitan dengan kejadian tersebut.
·         Apa arti/makna kejadian terhadap individu
·         Pengaruh kejadian terhadap masa depan
·         Apakah individu memandang kejadian tersebut secara realistik
c.       Mengidentifikasi sifat dan kekuatan system pendukung
Meliputi keluarga, sahabat dan orang-orang yang penting bagi klien yang mungki dapat membantu:
·         Dengan siapa klien tingga, tinggal sendiri, dengan keluarga, dengan teman
·         Apakah punya teman tempat mengeluh
·         Apakah bias menceritakan masalah yang dihadapi bersama keluarga
·         Apakah ada orang atau lembaga yang memberikan bantuan
·         Apakah mempunyai keterampilan intuk mengganti fungsi orang yang hilang
d.      Mengidentifikasikan kekuatan dan mekanisme koping yang lalu termasuk strategi koping yang berhasil dan tidak berhasil
·         Apakah yang bias dilakukan dalam mengatasi masalah yang dihadapi
·         Cara apa yang pernah berhasil dan tiadk berhasil, serta apa saja yang dapat menyebabkan kegagalan tersebut
·         Apa saja yang sudah dilakukan untuk mengatasi masalah sekarang
·         Apakah suka mengikuti latihan olahraga untuk mengatasi ketegangan
·         Apakah mencetuskan perasaannya dengan menangis


3.      Perilaku
Beberapa gejala yang sering ditunjukkan oleh individu dalam keadaan krisis;
a.       Perasaan tidak berdaya, kebingungan, depresi, menarik diri. Keinginan merusak diri sendiri/orang lain
b.      Perasaan diasingkan oleh lingkungannya
c.       Kadang-kadang menunjukkan gejala somatik
Data yang dikumpulkan berkaitan dengan koping individu tak efektif, sebagai berikut:
1.      Mengungkapkan tentang kesulitan dengan stress kehidupan.
2.      Perasaan tidak berdaya, kebingungan, putus asa.
3.      Perasaan diasingkan oleh lingkungan.
4.      Mengungkapkan ketidakmampuan mengatasi masalah atau meminta bantuan.
5.      Mengungkapkan ketidakpastian terhadap pilihan – pilihan.
6.      Mengungkapkan kurangnya dukungan dari orang yang berarti.
7.      Ketidakmampuan memenuhi peran yang diharapkan.
8.      Perasaan khawatir, ansietas.
9.      Perubahan dalam partisipasi social.
10.  Tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar.
11.  Tampak pasif, ekspresi wajah tegang.
12.  Perhatian menurun.

2.         Masalah Keperawatan
·         Gangguan penyesuaian
·         Ansietas
·         Koping keluarga inefektif
·         Koping indivisu inefektif
·         Perubahan proses keluarga
·         Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
·         Perubahan pemeliharaan kesehatan
·         Deficit pengetahuan
·         Resiko terhadap perubahan kedekatan orangtua/bayi/anak
·         Perubahan peran asuh orangtua
·         Respons pasca trauma
·         Sindroma trauma perkosaan
·         Gannguan harga diri: harga diri rendah
·         Isolasi social
·         Distress spiritual

3.         Perencanaan Tindakan Keperawatan
1.      Tujuan Umum
a.       Klien dapat berfungsi kembali seperti sebelum terjadi krisis
b.      Klien dapat meningkatkan perannya
c.       Klien menampakkan perilaku yang adekuat (dampak krisis tidak terlihat)
d.      Klien mampu meningkatkan system pendukung dalam menghadapi krisis di kemudian hari
2.      Tindakan Keperawatan
a.       Manipulasi lingkungan
Intervensi yag secara langsung untuk merubah situasi yang bertujuan untuk memberikan dukungan situasional atau menghilangkan stress
b.      Dukungan umum
Memberikan rasa aman dan nyaman bahwa perawat dengan sikap hangat menerima, empati penuh perhatian berada di pihak klien untuk memberikn dukungan
c.       Pendekatan umum (general approach)
Intervensi diberikan untuk individu atau masyarakat dengan resiko tinggi sesegera mungkin, seperti krisis pada korban bencan. Membantu mereka menghadapi proses berduka
d.      Pendekatan individual
Pendekatan ini termasuk merupakan diagnose dan terapi terhadap masalah spesifik pada klien tertentu. Pendekatan individual ini efektif untuk semua jenis krisis ketia terdapat peristiwa mencederai diri sendiri dan orang lai. Teknis intervensi krisis bersifat aktif, local dan eksploratif yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah sesegera mungkin
3.      Teknik Intervensi Krisis
Beberapa teknik intervensi krisis yang dapat dilakukan oleh perawat adalah:
·         Ventilasi (mengungkapkan perasaan)
·         Klarifikasi
·         Saran
·         Manipulasi
·         Menguatkan perilaku
·         Dukungan terhadap mekanisme pertahanan klien
Teknik Intervensi Krisis
Teknik
Definisi
Contoh
Ventilasi (mengungkapkan perasaan)
Ventilasi perasaan yang dilakukan secara verbal saat klien menceritakan kembali tentang hal yang membangkitkan emosi
Mengizinkan klien untuk menangis dengan melihat segi positif dari pelepasan emosi. Mengajukan pertanyaan terbuka untuk mendorong klien mengungkapkan perasaannya, missal: Ceritakan kepada saya perasaan anda sejak anda kehilangan pekerjaan
Klarifikasi
Membantu klien mengungkapkan perasaanya akan memperjelas hubungan dengan kejadian yang terjadi dalam hidupnya
Saya perhatikan bahwa setelah anda berdebat dengan suami, anda menjadi sakit dan tidak dapat turun dari tempat tidur, apakah memang demikian,
Saran
Suatu proses untuk mempengaruhi orang lain agar mau menerima idi-ide atau keyakinan/ kepercayaan bahwa perawat dapat membantu mereka untuk memecahkan masalahnya
Banyak orang lain menenmukan, bicara dengan orang lain sangat menolong mengatasi masalahnya, dan saya piker andapun bias
Manipulasi
Memanfaatkan emosi, keinginan serta nilai-nilai klien untuk prses terapi
Tampaknya anda berhasil dalam pernikahan anda, dan saya piker anda dapat menghatasi masalah ini serta mempunyai hubungan yang lebih erat lagi
Menguatkan perilaku
Mmeberikan klien respons yang positif terhadp perilaku adaptif
Itu adalah pertama kalinya anda sanggup membela diri di hadapan atasan anda dan hal tersebut terjadi dengan baik. Saya sangat senang anda dapat melakukannya.
Dukungan terhadap mekanisme pertahanan klien
Mendukung penggunaan mekanisme pertahanan yang adaptif yang memberinya kepuasan serta tidak mendukung mekanisme pertahanannya yang maladaptive
Bila anda merasa sangat merah/kesal dengan mengendarai sepeda biasanya dapat mengurangi rasa marah sehingga bila kembali ke rumah anda dapat menyelesaikan masalah dengan istri anda dengan tenag

4.      Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
1.        Koping individual yang tidak efektif berhubungan dengan perpisahan dengan orang lain yang dicintai, yang dimanifestasikan dengan menangis, perasaan tidak berharga dan bersalah.
Tujuan:
Pasien dapat mengungkapkan perasaan secara bebas.
Intervensi:
1.        Membina hubungan saling percaya dengan lebih banyak memakai komunikasi non verbal.
2.        Mengizinkan pasien untuk menangis.
3.        Menunjukkan sikap empati.
4.        Menyediakan kertas dan alat tulis jika pasien belum mau berbicara.
5.        Mengatakan kepada pasien bahwa perawat dapat mengerti apabila dia belum siap untuk membicarakan perasaannya dan mungkin pasien merasa bahwa nanti perawat akan mendengarkan jika dia sudah bersedia berbicara.
6.        Membantu pasien menggali perasaan serta gejala – gejala yang berkaitan dengan perasaan kehilangan.

2.        Perubahan proses interaksi keluarga berhubungan dengan anggota keluarga yang dirawat di rumah sakit, ditandai dengan perasaan khawatir, takut, dan bersalah.
Tujuan:
Keluarga dapat mengungkapkan perasaannya kepada perawat atau orang lain.
Intervensi:
1.        Melakukan pendekatan kepada anggota keluarga dengan sikap yang hangat, empati dan memberi dukungan.
2.        Menanyakan kepada keluarga tentang penyakit yang diderita oleh anggota keluarganya, seperti timbulnya penyakit, beban yang dirasakan, akibat yang diduga timbul karena penyakit yang didertita oleh anggota keluarga tersebut.
3.        Menanyakan tentang perilaku keluarga yang sakit.
4.        Menanyakan tentang sikap keluarga secara keseluruhan dalam menghadapi keluarga yang sakit.
Mendiskusikan dengan keluarga apa yang sudah dilakukan untuk mengatasi perasan cemas, takut, dan rasa bersalah.
5.         Evaluasi
Beberapa hal yang perlu dievaluasi antara lain:
a.       Klien dapat menalankan fungsinya kembali seperti sebelum terjadi krisis
b.      Perilaku maladaptive atau gejala yang ditunjukkan oleh klien berkurang
c.       Klien dapat mengunakan mekanisme koping yang adaptif

d.      Klien mempunyai system pendukung untuk membantu koping terhadap krisis yang akan datang.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Catatan Mahasiswa - Hatsune Miku - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan - Published by Responsive blogger Templates-