- Back to Home »
- Laporan Pendahuluan Cerebral Palsy
Posted by : Unknown
Sabtu, 20 Desember 2014
DENGAN CEREBRAL PALSY
Oleh :
Andi Fahrul Tamsir
Prima Mahartanto
Raudati Heldayani
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN KEPERAWATAN
BANJARBARU
2014
LAPORAN PENDAHULUAN ANAK DENGAN
CEREBRAL PALSY
CEREBRAL PALSY
A.
DEFINISI
Cerebral palsy ialah suatu gangguan nonspesifik yang disebabkan oleh
abnormalitas system motor piramida (motor kortek,basal ganglia dan otak
kecil)yang ditandai dengan kerusakan pergerakan dan postur pada serangan awal. (Suriadi Skep : 2006,hal 23-27)
Cerebral palsy adalah kerusakan jaringan otak yang kekal dan tidak
progresif,terjadi pada waktu masih muda (sejak dilahirkan) sertamerintangi
perkembangan otak normal denga gambaran klinik dapat berubah selama hidup dan
menunjukkan kelainan dalam sikap dan pergerakan,disertai kelainan neurologis
berupa kelumpuhan spastis ,gangguan ganglia basal dan sebelum juga kelainan
mental. (Ngastiyah : 2000,hal 54-56)
Cerebral palsy ialah suatu gangguan atau kelainan yang terjadi pada suatu
kurun waktu dalam perkembangan anak,mengenai sel-sel motorik didalam susunan
saraf pusat,bersifat kronik dan tidak progresif akibat kelainan atau cacat pada
jaringan otak yang belum selesai pertumbuhannya. (Yulianto : 2000,http:// www.medicastore .com)
B.
ETIOLOGI
Penyebab Cerebral palsy dapat dibagi menjadi dalam 3 bagian :
1.
Pranatal
a. Infeksi intrauterin TORCH, sifilis, rubella, toksoplasmosis, dan sitomegalovirus
b.
Radiasi
c. Asfiksia intrauterin (abrupsio plasenta previa,anoksia
maternal,kelainan umbilicus,perdarahan plasenta,ibu hipertensi,dan lain-lain)
d.
Toksemia grafidarum
2.
Perinatal
a.
Anoksia/hipoksia
b.
Perdarahan otak
c.
Prematuritas
d.
Ikterus
e.
Meningitis purulenta
3.
Postnatal
a.
Trauma kepala
b.
Meningitis/ensefalitis yang terjadi 6 bulan pertama
kehidupan
c.
Racun : logam berat
d.
Luka Parut pada otak pasca bedah
Beberapa penelitian menyebutkan factor pranatal dan perinatal lebih
berperan dari pada factor pascanatal.Studi oleh nelson dkk(1986) menyebutkan
bayi dengan berat lahir rendah,asfiksia saat lahir,iskemia pranatal,faktor
penyebab Cerebral palsy.
Faktor prenatal dimulai saat masa gestasi sampai saat akhir,sedangkan
factor perinatal yaitu segala faktor yang menyebabkan Cerebral palsy mulai dari
lahir sampai satu bulan kehidupan.Sedangkan faktor pascanatal mulai dari bulan
pertama kehidupan sampai 2 tahun.(Hagbreg dkk,1975),atau sampai 5 tahun
kehidupan (Blair dan Stanley,1982),atau sampai 16 tahun (Perlstein,Hod,1964)
C.
GEJALA
Gejala biasanya timbul sebelum anak berumur 2 tahun dan pada kasus yang
berat,bisa muncul pada saat anak berumur 3 bulan.
Gejalanya bervariasi,mulai dari kejanggalan yang tidak tampak nyata sampai
kekakuan yang berat,yang menyebabkan bentuk lengan dan tungkai sehingga anak
harus memakai kursi roda.
Cerebral palsy Dibagi menjadi 4 kelompok :
1.
Tipe spastic atau pyramidal (50% dari semua kasus
CP,otot-otot menjadi kaku dan lemah
Pada
tipe ini gejala yang hampir selalu ada adalah :
a.
HIpertoni (fenomena pisau lipat)
b.
Hiperrefleksi yag disertai klonus
c.
Kecenderungan timbul kontraktur
d.
Reflex patologis
Secara
topografi distribusi tipe ini adalah sebagai berikut :
a.
Hemiplegia apabila mengenai anggota gerak sisi yang
sama
b.
Spastik diplegia, mengenai keempat anggota gerak, anggota gerak atas sedikit lebih berat.
c.
Kuadriplegi, mengenai keempat anggota gerak, anggota gerak atas sedikit lebih berat.
d.
Monopologi, bila hanya satu anggota gerak.
e.
Triplegi apabila mengenai satu anggota gerak atas dan
dua anggota gerak bawah, biasanya merupakn varian dan kuadriplegi.
2.
Tipe disginetik (koreatetoid,20% dari semua kassus
CP),otot lengan,tungkai dan badan secara spontan bergerak perlahan,menggeliat
dan tak terkendali;tetapi bisa juga timbul gerakan yang kasar dan mengejang.
Luapan emosi menyebabkan keadaan semakin memburuk,gerakan akan menghilang jika
anak tidur.
3.
Tipe ataksik, (10% dari demua kasus CP)terdiri dari
tremor,langkah yang goyah dengan kedua tungkai terpisah jauh, gangguan
kooordinasi dan gerakan abnormal.
4.
Tipe Campuran (20% dari semua kasus CP),merupakan
gabungan dari 2 jenis diatas ,yang sering ditemukan adalah gabungan dari tipe
spastik dan koreoatetoid.
Berdasarkan
derajat kemampuan fungsional :
1.
Ringan :
Penderita
masih bisa melakukan pekerjaan/aktifitas sehari-hari sehingga sama sekali tidak
atau hanya sedikit sekali membutuhkan bantuan khusus.
2.
Sedang
Aktifitas
sangat terbatas.penderita membutuhkan bermacam-macam bantuan khusus atau
pendidikan khusus agar dapat mengurus dirinya sendiri,dapat bergerak dan
berbicara. Dengan pertolongan secara khusus,diharapkan penderita dapat mengurus
diri sendiri,berjalan atau berbicara sehingga dapat bergerak,bergaul ,hidup di
tengah masyarsakat dengan baik.
3.
Berat
Penderita
sama sekali tidak bisa melakukan aktifitas fisik dan tidak mungkin dapat hidup
tanpa pertolongan orang lain. Pertolongan atau pendidikan khusus yang diberikan
sangat sedikit hasilnya.sebaiknya penderita seperti ini ditampung dengan
retardasi mental berat,atau yang akan menimbulkan gangguan sosial-emosional
baik bagi keluarganya maupun lingkungannya.
Gejala
lain yang juga bisa dimukan pada CP :
1.
Kecerdasan dibawah normal
2.
Keterbelakangan mental
3.
Kejang/epilepsy (trauma pada tipe spastik)
4.
Gangguan menghisap atau makan
5.
Pernafasan yang tidak teratur
6.
Gangguan perkembangan kemampauan motorik (misalnya
menggapai sesuatu, duduk, berguling, merangkak, berjalan)
7.
Gangguan berbicara (disatria)
8.
Gangguan penglihatan
9.
Gangguan pendengaran
10. Kontraktur persendian
11. Gerakan menjadi terbatas
D. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis cerebral palsy tergantung dari bagian dan luas jaringan
otak yang mengalami kerusakan :
1.
Spastisitas
Terdapat
peninggian tonus otot dan reflek yang disertai dengan klonus dan reflek
Babinski kerusakan yaitu :
a.
Monoplegia / monoparesis
Kelumpuhan
keempat anggota gerak,tapi salah satu anggota gerak lebih hebat dari yang
lainnya.
b.
Hemiplegia / hemiparisis
Kelumpuhan
lengan dan tungkai dipihak yang sama.
c.
Diplegia / diparesis
Kelumpuhan
keempat anggota gerak,tapi tungkai lebih hebat dari pada lengan.
d.
Tetraplegia / tetraparesis
Kelumpuhan
keempat anggota gerak,tapi lengan lebih atau sama hebatnya dibandingkan
dengan tungkai yang lain.
2.
Tonus otot yang berubah
Bayi
pada usia bulan pertama tampak flasid dan berbaring seperti kodok
terlentang, sehingga tampakseperti keainan pada “lower motor neuron“ menjelang
umur 1 tahun berubah menjadi tonus otot dari rendah hingga tinngi. Golongan ini
meliputi 10-20% dari kasus “cerebral palsy”
3.
Ataksia
Ialah
gangguan koordinasi kerusakan terletak di serebulum, terdapat kira-kira 5% dari
kasus “cerebral palsy”
4.
Gangguan pendengaran
Terdapat pada 5-10% anak dengan “cerebral
palsy”.gangguan berupa kelainan neurogen terutama persepsi nada tinggi,sehingga
sulit menangkap kata-kata.
5.
Gangguan bicara
Disebabkan
oleh gangguan pendengaran atau retardasi mental. Gerakan yang terjadi dengan
sendirinya dibibir dan dilidah menyebabkan sukar mengontrol otot-otot sehingga
sulit membentuk kata-kata dan sering tampak anak berliur.
6.
Gangguan mata
Biasanya
berupa strabismus convergen dan kelainan refraksi, asfiksia berat, dapat
terjadi katarak, hampir 25% penderita “cerebral palsy” menderita kelainan mata.
E. PATOFISIOLOGI
Adanya malformasi pada otak, penyumbatan pada vaskuler, atropi, hilangnya
neuron dan degenerasi laminar akan menimbulkannarrower gry, saluran
sulci dan berat otak rendah.
Anoxia merupakan penyebab yang berarti dengan kerusakan otak, atau sekunder
dari penyebab mekanisme yang lain. CP (Cerebral Palsy) dapat dikaitkan dengan
premature yaitu spastic displegia yang disebabkan oleh hypoxic
infarction atau hemorrhage dalam ventrikel.
Type athetoid / dyskenetik disebabkan oleh kernicterus
dan penyakit hemolitik pada bayi baru lahir, adanya pigmen berdeposit dalam
basal ganglia dan beberapa saraf nuclei cranial. Selain itu juga dapat terjadi
bila gangsal banglia mengalami injury yang ditandai dengan idak terkontrol;
pergerakan yang tidak dosadari dan lambat.
Type CP himepharetic, karena trauma pada kortek atau CVA pada arteri
cerebral tengah. Cerebral hypoplasia; hipoglicemia neonatal dihubungkan dengan
ataxia CP.
Spastic CP yang paling sering dan melibatkan kerusakan pada motor korteks
yang paling ditandai dengan ketegangan otot dan hiperresponsif. Refleks tendon
yang dalam akan meningkatkan dan menstimulasi yang dapat menyebabkan pergerakan
sentakan yang tiba-tiba pada sedikit atau semua ektermitas.
Ataxic CP adanya injury dari serebelum yang mana mengatur koordinasi,
keseimbangan dan kinestik. Akan tampak pergerakan yang tidak terkoordinasi pada
ekstremitas aras bila anak memegang / menggapai benda. Ada pergerakan
berulang dan cepat namun minimal.
Rigid / tremor / atonic CP ditandai dengan kekakuan pada
kedua otot fleksor dan ekstensor. Type ini mempunyai prognosis yang buruk
karena ada deformitas multiple yang terkait dengan kurangnya pergerakan aktif.
Secara umum cortical dan antropy cerebral menyebabkan
beratnya kuadriparesis dengan retardasi mental dan microcephaly.
F. PENGOBATAN / TERAPI
Tapi tidak dapat
disembuhkan dan merupakan kelainan yang berlangsung seumur hidup. Tetapi banyak
hal yang dapat dilakukan agar anak bisa hidup semandiri mungkin.
Pengobatan yang
dilakukan biasanya tergantung kepada gejala dan bisa berupa :
1.
Terapi fisik
2.
Loraces
(penyangga)
3.
Kaca mata
4.
Alat bantu
dengar
5.
Pendidikan dan
sekolah khusus
6.
Obat anti kejang
7.
Obat pengendur
otot (untuk mengurangi tremor dan kekakuan) : baclofen dan diazepam
8.
Terapi
okupasional
9.
Bedah ortopedik
/ bedah saraf, untuk merekonstruksi terhadap deformitas yang terjadi
10. Terapi wicara bisa memperjelas pembicaraan anak dan
membantu mengatasi masalah makan
11. Perawatan (untuk kasus yang berat)
Jika tidak terdapat gangguan fisik dan kecerdasan yang
berat, banyak anak dengan cp yang tumbuh secara normal dan masuk ke sekolah
biasa. Anak lainnya memerlukan terapi fisik yang luas. Pendidikan khusus dan
selalu memerlukan bantuan dalam menjalani aktivitasnya sehari-hari.
Pada beberapa kasus, untuk membebaskan kontraktur
persendian yang semakin memburuk akibat kekakuan otot, mungkin perlu
dilakukan pembedahan. Pembedahan juga perlu dilakukan untuk memasang selang
makanan dan untuk mengendalikan pefluks gastroesofageal.
ASUHAN KEPERAWATAN
G. Pengkajian
1. Pengumpulan data
a.
Kaji riwayat kehamilan ibu
b.
Kaji riwayat persalinan
c.
Identifikasi anak yang mempunyai resiko
d.
Kaji iritabel anak, kesukaran dalam makan/menelan,
perkembangan yang terlambat dari anak normal, perkembangan pergerakan kurang,
postur tubuh yang abnormal, perkembangan pergerakan kurang, postur tubuh yang
abnormal, refleks bayi yang persisten, ataxic, kurangnya tonus otot.
e.
Monitor respon bermain anak
f.
Kaji fungsi intelektual
g.
Tidak koordinasi otot ketika melakukan pergerakan
(kehilangan keseimbangan)
h.
Otot kaku dan refleks yang berlebihan (spasticas)
i.
Kesulitan mengunyah, menelan dan menghisap serta
kesulitan berbicara.
j.
Badan gemetar
k.
Kesukaran bergerak dengan tepat seperti menulus atau
menekan tombol.
l. Anak-anak dengan cerebral palsy mungkin mempunyai
permasalahan tambahan, termasuk yang berikut: kejang, masalah dengan
penglihatan dan pendengaran serta dalam bersuara, terdapat kesulitan belajar
dan gangguan perilaku, keterlambatan mental, masalah yang berhubungan dengan
masalah pernafasan, permasalahan dalam buang air besar dan buang air kecil,
serta terdapat abnormalitas bentuk ulang seperti scoliosis.
m. Riwayat penyakit dahulu : kelahiran prematur, dan
trauma lahir.
n. Riwayat penyakit sekarang : Kelemahan otot, Retardasi
Mental, Gangguan hebat- Hipotonia, Melempar/ Hisap makan, gangguan bicara
/suara, visual dan mendengar.
2. Diagnosa yang Mungkin Muncul
a.
Gangguan
pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan kecacatan multifaset
b.
Gangguan
sensori persepsi visual berhubungan dengan strabismus
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan factor biologis.
d.
Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan
kesukaran dalam artikulasi.
e.
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan spasme dan
kelemahan otot-otot.
3. Intervensi Keperawatan
a.
Diagnosa
keperawatan : Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan
kecacatan multiphase.
·
Tujuan:
Klien tidak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan
· Kriteria
Hasil : Pertumbuhan dan perkembangan klien tidak mengalami keterlambatan dan
sesuai dengan tahapan usia
No.
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
|
Memberikan
diet nutrisi untuk pertumbuhan (Asuh)
|
Mempertahankan
berat badan agar tetap stabil
|
2.
|
Memberikan
stimulasi atau rangsangan untuk perkembangan kepada anak (Asah)
|
Agar
perkembangan klien tetap optimal
|
3.
|
Memberikan
kasih sayang (Asih)
|
Memenuhi
kebutuhan psikososial
|
b. Diagnosa
keperawatan : Gangguan sensori persepsi visual berhubungan dengan strabismus
·
Tujuan
:
Meningkatkan
ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu
Mengenal
gangguan sensori dan berkompensasi terhdap perubahan
Mengidentifikasi/memperbaiki
potensial bahaya dalam lingkungan
·
Kriteria
Hasil :
Peningkatan
ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu
Klien
memahami dengan gangguan sensori yang dialami dan dapat beradaptasi
Bahaya
disekitar klien terminimalisir.
No.
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
|
Tentukan
ketajaman penglihatan, apakah satu atau kedua mata terlibat
|
Kebutuhan
individu dan pilihan intervensi bervariasi sebab kehilangan penglihatan
lambat dan progresif
|
2.
|
Orientasikan
klien terhadap lingkungan, staff, dan orang lain disekitarnya
|
Memberikan
peningkatan kenyamanan dan kekeluargaan, menurunkan cemas dan disorientasi
pasca operasi
|
3.
|
Observasi
tanda-tanda dan gejala disorientasi, pertahankan pagar tempat tidur sampai
benar-benar pulih
|
Mengurangi
resiko bingung/jatuh karena gangguan persepsi
|
4.
|
Letakkan
barang yang dibutuhkan
|
Memungkinkan
klien melihat objek lebih mudah
|
c.
Diagnosa
Keperawatan : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan factor biologis
·
Tujuan :
Terpenuhinya
Intake nutrisi
Terpenuhinya
energy
Berat Badan
naik
No.
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
|
Monitor status nutrisiklien
|
Memantau nutrisi
klien agar lebih baik
|
2.
|
Monitor pemasukan nutrisi dan kalori.
|
Mengobservasi
nutrisi dan kalori klien
|
3.
|
Catat adanya anoreksia, muntah dan terapkan jika ada
hubungan dengan medikasi.
|
Dengan
mengobservasi adanya muntah dan anoreksia dapat mencatat keadaan klien
|
4.
|
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan nutrisi
dan kalori agar BB naik.
|
Dengan
menentukan kebutuhan nutrisi dan kalori yang diperlukan klien, diharapkan BB
klien dapat naik
|
d.
Diagnosa
Keperawatan : Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan kesukaran
dalam artikulasi
·
Tujuan :
Anak akan
mengespresikan tentang kebutuhan dan mengembangkan Berat Badan dalam batas
normal
No.
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
|
Kaji respon dalam berkomunikasi
|
Respon
dalam berkomunikasi menunjukkan keadaan klien dalam berinteraksi
|
2.
|
Ajarkan dan kaji makna non verbal
|
Bahasa non
verbal dapat membantu dalam berkomunikasi klien
|
3.
|
Latih dalam penggunaan bibir, mulut dan lidah.
|
Melatih
pergerakkan bibir, mulut dan lidah agar artikulasi klien jelas
|
4.
|
Sering berikan pujian positif kepada anak yang
berusaha untuk berkomunikasi
|
Pujian
yang positif dapat membantu klien untuk lebih termotivasi
|
5.
|
Gunakan kartu/gambar-gambar/papan tulis untuk
memfasilitasi komunikasi
|
Alat bantu
sepeti kartu/gambar-gambar/papan tulis agar komunikasi lebih terbantu
|
6.
|
Berikan perawatan dalam sikap yang rileks, tidak
terburu-buru, dan menghakimi
|
Dengan
memberikan sikap yang rileks dapat membantu klien menjadi lebih nyaman dan
tenang
|
e.
Diagnosa
Keperawatan : Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan spasme dan kelemahan
otot-otot
·
Tujuan :
Anak akan memiliki kemampuan pergerakan yang maksimum dan tidak mengalami
kontraktur
No.
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
|
Ajarkan cara berkomunikasi dengan kata-kata yang
pendek
|
Dengan
mengajarkan anak menggunakan kata-kata pendek meningkatkan kemampuan anak
dalam berbicara
|
2.
|
Ajak untuk latihan yang berbeda-beda pada
ekstremitas
|
Latihan
dapat meningkatkan kemampuan otot-otot
|
3.
|
. Kaji per Gerakan sendi-sendi dan tonus otot
|
Melatih
gerakan sendi-sendi dan tonus otot
|
4.
|
Lakukan Terapi
fisik Untuk
menggerakkan anggota tubuh
|
Terapi
fisik dapat membantu kemampuan anak
|
6.
|
Berikan periode istirahat.
|
Dengan
memberikan periode istirahat dapat membuat kondisi klien menjadi lebih baik
|
DAFTAR PUSTAKA
Behrman,
Kliegman, Arvin, 1999. Ilmu Kesehatan Anak Volume 3 Edisi 15 Nelson,
Jakarta : EGC
Dr.
Soetjiningsih, SpAK, 1995. Tumbuh Kembang Anak, Jakarta : EGC
Santi Wijaya,
Skep. Ns, 1999. Lumpuh Otak, Bandung :http//:id.wikipedia.org
Soetomenggolo,
Taslim S, 1999. Buku Ajar Neurologi Anak, Jakarta : Ikatan Dokter
Anak Indonesia
Supriadi Skp
dkk, 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak, Jakarta : Sagung Seto
Wong Donna L,
2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik Edisi 4, Jakarta : EGC
just share info aja , bagi yg minat membeli kursi roda cp (cereblral palsy) dapat buka di link ini: http://kursiroda.net/Kursi-roda-anak-cp-cerebral-palsy.htm
BalasHapusPenjelasan yang bagus, mudah-mudahan perkembang ilmu kedokteran semakin maju agar penyakit ini bisa sembuh total
BalasHapusRenungan Harian katolik
BalasHapus