Archive for Mei 2014
Contoh Curiculum Vitae (CV)
Curriculum Vitae
Data Pribadi
Nama :
Raudati Heldayani
Tempat, Tanggal
lahir : Pagatan, 25 Mei 1994;
Agama : Islam;
Alamat rumah : Jl. Mistar Cokrokusumo, No. 9. Sei. Besar. Banjarbaru
Nomer telepon : 0899123123 (mobile phone);
Email : raudatiheldayani@gmail.com
Riwayat Pendidikan
Ø Pendidikan Formal:
· 2012 sampai dengan
2015 : Jurusan Keperawatan, Politeknik Kesehatan Banjarmasin, lulus dengan IPK 3,52;
· 2009 sampai dengan
2012 : SMA Negeri 1 Kusan Hilir;
· 2006 sampai dengan
2009 : SMP Negeri 1 Kusan Hilir;
· 2000 sampai dengan 2006 : SD Negeri 2 Pasar Baru, Pagatan;
Ø Pendidikan Non Formal:
· 2011 : Pelatihan Ilmu Komputer
· 2005 : Kursus Bahasa Inggris
Riwayat Organisasi
· 2013 sampai dengan 2014 : Anggota Sosial dan Kemasyarakatan Himpunan Mahasiswa, di jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Banjarmasin
· 2009 sampai dengan
2011 : Anggota di kepengurusan OSIS, SMA Negeri 1 Kusan Hilir
Pengalaman
· Periode 16 Juli s/d 18 Juni 2014 : Praktek Kerja Lapang (PKL) di RS Ratu Zalecha, Ruangan Anak dan Nifas
Keahlian Komputer
· Microsoft Office (MS. Word, MS. Excel, MS.
PowerPoint) dan Internet.
Demikian Curriculum
Vitae ini saya buat dengan sebenar-benarnya, semoga dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Hormat saya,
Raudati Heldayani, Amd.Kep
Contoh curriculum vitae bahasa Indonesia 2
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi :
Nama : Natalia Amanda
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta ,01 Nopember 1982
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl. Kramat Batu No. 10
Gandaria Selatan, Jakarta Selatan 12420
Telephon : 021 6523987 (rumah)
0812 222 5555 (HP)
Latarbelakang Pendidikan
Formal
1996 – 1999 : SMP 30, Jakarta
1999 – 2002 : SMK 28 Jakarta Jurusan Administrasi Perkantoran
2002 – 2005 : LP3I, Jakarta
Non Formal
1999 – 1999 : Kursus Komputer di Bina Informatika Nusantara, Jakarta
1999 – 2000 : Kursus Bahasa Inggris di LIA, Jakarta
2002 – 2003 : Kursus Akuntansi di Lembaga PAPP
Kemampuan
Kemampuan Akuntansi (Accounting) dan Administrasi. Journal printing & Calculation, Ledger, Salary Calculation, Project Data Updating, Teller, Petty Cash Payroll & Calculation, Inventory Controls)
Kemampuan Komputer (MS Word, MS Excel, MS PowerPoint, MS
Access, MS Outlook dan Internet)
Memahami Sistem
Perpajakan
Pengalaman Kerja
Praktek Kerja Lapangan:
Praktek Kerja di : PT. Astra Internasional, Jakarta
Periode : April 2000 – June 2001
Tujuan : Persyaratan kelulusan SMK 28 Jakarta
Posisi : Adminsitrasi
Rincian Pekerjaan:
- Mengupdate data konsumen
- Mengatur jadwal pertemuan dengan konsumen
- Menyiapkan surat-surat pernawaran untuk konsumen
- Menyiapkan tagihan
Bekerja di PT. Andess Coklat Mandiri Sejahtera, Jakarta
Periode : Januari 2002 - Mei 2007
Status : Karyawan Tetap
Posisi : Staf Finance
Rincian pekerjaan :
- Melakukan surat menyurat bisnis
- Menerbitkan dan menerima faktur dari pemasok
- Mengelola kas kecil
- Mengontrol persediaan peralatan kantor
- Penggajian (payroll)
Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.
Jakarta, 10 Agustus 2013
Natalia Amanda
- Mengelola kas kecil
- Mengontrol persediaan peralatan kantor
- Penggajian (payroll)
Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.
Jakarta, 10 Agustus 2013
Natalia Amanda
16 Refleks Pada Bayi Yang Harus Dikenali Sejak Lahir
16
Refleks Pada Bayi Yang Harus Dikenali Sejak Lahir
1.
Refleks menghisap ( suckling reflex ) Bayi akan melakukan gerakan menghisap
ketika anda menyentuhkan puting susu ke ujung mulut bayi. Refleks menghisap
terjadi ketika bayi yang baru lahir secara otomatis menghisap benda yang
ditempatkan di mulut mereka. Refelks menghisap memudahkan bayi yang baru
lahir untuk memperoleh makanan sebelum mereka mengasosiasikan puting susu
dengan makanan. Menghisap adalah refleks yang sangat penting pada bayi. Refleks
ini merupakan rute bayi menuju pengenalan akan makanan. Kemampuan menghisap
bayi yang baru lahir berbeda-beda. Sebagian bayi yang baru lahir menghisap
dengan efisien dan bertenaga untuk memperoleh susu
2.
Refleks Menggenggam ( palmar grasp reflex ) Grasping Reflex adalah refleks
gerakan jari - jari tangan mencengkram benda-benda yang disentuhkan ke bayi,
indikasi syaraf berkembang normal hilang setelah 3 - 4 bulan Bayi akan otomatis
menggenggam jari ketika Anda menyodorkan jari telunjuk kepadanya. Reflek menggenggam
terjadi ketika sesuatu menyentuh telapak tangan bayi. Bayi akan merespons
dengan cara menggenggamnya kuat kuat.
3.
Refelks mencari ( rooting reflex ) Akan terjadi peningkatan kekuatan otot (
tonus ) pada lengan dan tungkai sisi ketika bayi Anda menoleh ke salah satu
sisi.
4.
Refleks mencari ( rooting reflex ) Rooting reflex terjadi ketika pipi bayi
diusap ( dibelai ) atau di sentuh bagian pinggir mulutnya. Sebagai respons,
bayi itu memalingkan kepalanya ke arah benda yang menyentuhnya, dalam upaya
menemukan sesuatu yang dapat dihisap. Refleks menghisap dan mencari menghilang
setelah bayi berusia sekitar 3 hingga 4 bulan.Refleks digantikan dengan makan
secara sukarela. Refleks menghisap dan mencari adalah upaya untuk
mempertahankan hidup bagi bayi mamalia atau binatang menyusui yang baru lahir,
karena dengan begitu dia begitu dia dapat menentukan susu ibu untuk meperoleh
makanan.
5.
Refleks Moro ( moro refleks ) refleks Moro adalah suatu respon tiba tiba pada
bayi yang baru lahir yang terjadi akibat suara atau gerakan yang mengejutkan.
6.
Babinski Reflex. Refleks primitif pada bayi berupa gerakan jari - jari
mencengkram ketika bagian bawah kaki diusap, indikasi syaraf berkembang dengan
normal. Hilang di usia 4 bulan.
7.
Swallowing Reflex adalah refleks gerakan menelan benda - benda yang didekatkan
ke mulut, memungkinkan bayi memasukkan makanan ada secara permainan tapi
berubah sesuai pengalaman.
8.
Breathing Reflex, Refleks gerakan seperti menghirup dan menghembuskan nafas
secara berulang - ulang , fungsi : menyediakan O2 dan membuang CO2, permanen
dalam kehidupan
9.
Eyeblink Reflex, Refleks gerakan seperti menutup dan mengejapkan mata - fungsi
: melindungi mata dari cahaya dan benda - benda asing - permanen dalam
kehidupan jika bayi terkena sinar atau hembusan angin, matanya akan menutup
atau dia akan mengerjapkan matanya.
10.Puppilary
Reflex, Refleks gerakan menyempitkan pupil mata terhadap cahaya terang,
membesarkan pupil mata terhadap terhadap lingkungan gelap. - fungsi :
melindungi dari cahaya terang, menyesuaikan terhadap suasana gelap.
11.
Refleks Tonic Neck, Disebut juga posisi menengadah, muncul pada usia satu bulan
dan akan menghilang pada sekitar usia 5 bln. Saat kepala bayi digerakkan
kesamping, lengan pada sisi tersebut akan lurus dan lengan yang berlawanan akan
menekuk ( kadang - kadang pergerakan akan sangat halus atau lemah ). Jika bayi
baru lahir tidak mampu untuk melakukan posisi ini atau jika reflek ini terus
menetap hingga lewat usia 6 bulan, bayi dimungkinkan mengalami gangguan pada neuron
motorik atas. Berdasarkan penelitian, refleks tonick neck merupakan suatu tanda
awal koordinasi mata dan kepala bayi yang akan menyediakan bayi untuk mencapai
gerak sadar.
12.
Refleks Tonic labyrinthine / labirin, Pada posisi telentang, reflex ini dapat
diamati dengan mengangkat bayi beberapa saat lalu dilepaskan. Tungkai yang
diangkat akan bertahan sesaat kemudian jatuh. Refleks ini akan hilang pada usia
6 bulan.
13.
Refleks Merangkak ( crawling ) Jika ibu atau seseorang menelungkupkan bayi baru
lahir, ia membentuk posisi merangkak karena saat di dalam rahim kakinya
tertekuk kearah tubuhnya.
14.
Refelks Berjalan dan melangkah ( stepping ) Jika ibu atau seseorang menggendong
bayi dengan posisi berdiri dan telapak kakinya menyentuh permukaan yang keras,
ibu / orang tersebut akan melihat refleks berjalan, yaitu gerakan kaki seperti
melangkah ke depan. Jika tulang keringnya menyentuh sesuatu, ia akan mengangkat
kakinya seperti akan melangkahi benda tersebut. Refleks berjalan ini akan dan
berbeda dengan gerakkan berjalan normall, yang ia kuasai beberapa bulan
berikutnya. Menurun setelah 1 minggu dan akan lenyap sekitar 2 bulan.
15.
Refleks Yawning, Yakni refleks seperti menjerit kalau ia merasa lapar, iasanya
kemudian dan berlangsung hingga sekitar satu tahun kelahiran. Refleks plantar
ini dapat periksa dengan menggosokkan sesuatu di telapak kakinya, maka jari -
jari kakinya akan melekuk secara erat.
16.
Refleks Swimming, Reflek ini ditunjukkan pada saat bayi diletakkan di kolam ang
berisi air, ia akan mulai mengayuh dan menendang seperti gerakan berenang.
Refleks ini akan menghilang pada usia empat sampai enam bulan. Refleks ini
berfungsi untuk membantu bayi bertahan jika ia tenggelam. Meskipun bayi akan
mulai mengayuh dan menendang seperti berenang, namun meletakkan bayi di air
sangat beresiko. Bayi akan menelan banyak air pada air saat itu.
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN HOSPITALISASI
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN HOSPITALISASI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Jiwa I
Dosen Pembimbing
Murjani
KELOMPOK
III
Tingkat
II.A
1. Arif Masyhuri
2. Husna Mustika
3. M. Syarif Abdullah
4. Muhammad Fahrin Nizami
5. Raudati Heldayani
6. Yutdy Dilli Ramadhani
KEMENTERIAN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK
KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN
KEPERAWATAN
BANJARBARU
A.
ASUHAN KEPERAWATAN HOSPITALISASI
1.
Pengkajian
Pengkajian yang dapat dilakuakn pada klien dengan hospitalisasi
(Wanda, 2003) adalah:
a.
Cara berpikir dan persepsi
·
Apakah klien membuat catatan
perilaku agresif?
·
Apakah klien menderita delusi
atau halusinasi yang dapat berpotensi membahayakan diri sendiri atau orang
lain? (Misalnya, seorang istri menjadi yakin bahwa suaminya sedang mencoba
untuk membunuh dia dan dia mendengar suara-suara dalam kepalanya menyuruhnya
untuk membunuh dia).
b.
Aktivitas motorik dan bahasa
tubuh
·
Apakah klien menunjukkan
peningkatan agitasi psikomotor (gelisah, mondar-mandir) bersama dengan postur
tegang, tinju terkepal, atau rahang menegang?
c.
Perasaan
·
Apakah mempengaruhi klien atau
verbalisasi meningkat dalam intensitas, atau memiliki cara yang klien
mengekspresikan keinginan dan kebutuhan berubah terasa? (Misalnya, klien
berbicara menggunakan nada marah saat ia menyatakan bahwa ia ingin petugas RS
untuk membiarkan dia keluar dari rumah sakit).
d.
Keadaan fisik
·
Apakah klien memiliki kondisi
seperti kejang, delirium, atau lesi otak yang dapat mempengaruhi perilaku
kekerasan tiba-tiba tanpa peringatan?
e.
Riwayat terdahulu
·
Apakah klien memiliki riwayat
perilaku kekerasan? Beberapa studi menunjukkan bahwa prediksi terbaik dari
kekerasan adalah riwayat kekerasan. Riwayat kekerasan terhadap perilaku diri
atau lainnya dapat berulang atau mencoba bunuh diri dan penggunaan alkohol,
obat-obatan adiktif lainnya, atau obat halusinogen yang mengurangi kontrol atas
perilaku (Littrell, 1998)
2.
Pengkajian hospitalisi
pada anak
a.
Biodata
b.
Penanggung Jawab
c.
Data psikososial
1)
Kecemasan / ansietas
·
Kaji penyebab kecemasan
yang berhubungan dengan perpisahan
·
Lingkungan baru ( Rumah
sakit)
·
Stranger anxity (
Perawat, dokter dan petugas RS yang lain)
·
Perubahan dalam
interaksi teman sebaya.
2) Kaji
manifestasi fisik
·
Kegelisahan
·
Palpitasi
·
Semburat merah atau
pucat
·
Diaporosis
·
Insomnia
·
Peningkatan frekwensi
jantung
·
Perubahan intonasi
suara
·
Gemetar
·
Peningkatan frekwensi
pernafasan
3) Kaji
manifestasi psikologis / emosional
·
Irritabilitas
·
Marah meledak-ledak
·
Menarik diri
·
Menangis
·
Reaksi terkejut
d. Ketakutan
1) Kaji
penyebab ketakutan
·
Prosedur tindakan
-
Perawatan di Rs
-
Prosedur invasive
-
Operasi
-
Anastesi
-
Radiasi
·
Situasional (personal /
lingkungan)
-
Lingkungan baru (
pertama kali opname)
-
Orang-orang baru
Petugas Rumah Sakit)
-
Pergantian atau
kehilangan orang-orang terdekat
·
Pengaruh dari penyakit
-
Kehilangan bagian tubuh
-
Kehilangan fungsi tubuh
-
Ketidak mampuan karena
penyakit
-
Ketidak tahuan
penyakitnya.
2) Kaji
manifestasi prilaku ketakutan
·
Menghindari
·
Menangis / rewel
·
Menyerang
·
Terlalu waspada
·
Tidak kerasan di Rumah
sakit
·
Tingkah laku konpulsif.
3)
Kaji aktivitas somatic
/ manifestasi fisik.
·
Muskuloskletal (gemetar,
otot tegang, keletihan / kelemahan anggota badan)
·
Kardiovaskuler (
palpitasi, nadi cepat, TD meningkat)
·
Pernafasan ( nafas
dangkal, frekwensi meningkat)
·
Gastrointestinal ( anoreksia,
mual/muntah, diare atau dorongan defekasi)
·
Genito urinaria (
sering/dorongan kencing, ngompol)
·
Kulit ( kemerahan /
pucat, berkeringat)
e. Hostolity
( rasa bermusuhan )
1)
Kaji penyebab
hostility.
·
Mengeluarkan kata-kata
kotor
·
Menolak dilakukan
prosedur invasive
·
Menyerang perawat
2) Kaji
asfek fisik
·
Wajah merah
·
Tangan dikepal, reflek
cepat.
·
Tekanan darah meningkat
·
Nadi cepat
3.
Diagnosa Keperawatan
Berikut diagnosa keperawatan pada klien hospitalisasi
(Boyd & Nihart, 1998), yaitu:
a.
Perubahan proses keluarga,
b.
Perubahan
pemeliharaan kesehatan,
c.
Risiko tinggi
terhadap kekerasan diri sendiri,
d.
Cemas,
e.
Gangguan interaksi
sosial,
f.
Koping individu
inefektif,
g.
Gangguan harga
diri,
h.
Gangguan pola
tidur,
i.
Isolasi sosial,
j.
Gangguan
spiritual.
4.
Rencana Intervensi Keperawatan
Di bawah ini contoh diagnosa dan intervensi
keperawatan yang dapat dilakukan, yaitu:
a.
Diagnosa keperawatan: koping tidak efektif (Wanda, 2003)
Intervensi:
1)
Sarankan klien mencatat
situasi yang menimbulkan kemarahan
2)
Bantu klien untuk mengatasi kemarahan
dengan merangsang bicara sendiri.
3)
Ajarkan teknik distraksi.
4)
Ajarkan pikir teknik relaksasi.
5)
Ajarkan klien menghormati
perasaan orang lain dan hak-hak orang lain.
6)
Bantu klien mengidentifikasi
cara penanggulangan pada saat tegang.
b.
Diagnosa keperawatan: Potensi
terjadinya kekerasan (Wanda, 2003)
Intervensi:
1)
Jauhkan benda-benda berbahaya.
2)
Tunjukkan sikap kepedulian dan
perhatian terhadap klien
3)
Lakukan pendekatan pada klien
dengan berbicara dengan nada suara lembut
4)
Diskusikan harapan terhadap perilaku
dan konsekuensi yang akan terjadi.
5)
Berikan kesempatan pada klien
untuk mengekspresikan keprihatianan dan mengungkapkan isi hatinya
c. Diagnosa keperawatan: Perubahan proses keluarga
(Wilkinson, 2006)
Intervensi:
1)
Ajari keterampilan merawat pasien
yang diperlukan oleh keluarga (misal: manajemen waktu, pengobatan)
2)
Berikan perawatan berkelanjutan
dengan mempertahankan komunikasi yang efektif.
3)
Tanyakan pelayanan konsultasi sosial
untuk membantu keluarga menentukan kebutuhan pasca hospitalisasi dan identifikasi
sumber dukungan di komunitas.
4)
Bantu keluarga dalam
mengidentifikasi kekuatan personal.
5)
Dukung keluarga untuk menyatakan
perasaan dan masalahnya secara verbal.
d. Diagnosa keperawatan: Perubahan pemeliharaan kesehatan
(Wilkinson, 2006)
Intervensi:
1)
Jelaskan tentang sistem perawatan
kesehatan, bagaimana cara kerjanya dan apa yang dapat diharapkan
pasien/keluarga.
2)
Informasikan pasien tentang biaya,
waktu, alternatif, dan risiko yang timbul dari pemeriksaan atau prosedur
tertentu.
3)
Berikan salinan hak-hak pasien pada
pasien.
4)
Konsultasikan pada layanan sosial
untuk merencanakan kebutuhan pemeliharaan kesehatan pada perencanaan pulang.
e. Diagnosa keperawatan: Gangguan harga diri (Wilkinson, 2006)
Intervensi:
1)
Tekankan kekuatan diri
yang dapat diidentifikasi oleh pasien
2)
Bantu pasien untuk
mengidentifikasi respon positif terhadap orang lain
3)
Hindari tindakan yang
dapat melemahkan pasien
4)
Kaji pencapaian
keberhasilan sebelumnya
5)
Berikan penghargaan atau
pujian terhadap perkembangan pasien dalam pencapaian tujuan
6)
Fasilitasi lingkungan
dan aktifitas yang dapat meningkatkan harga diri.
f.
Diagnosa keperawatan: Isolasi diri
(Wilkinson, 2006)
Intervensi:
1)
Dukung hubunngan dengan orang lain
yang mempunyai ketertarikan dan tujuan yang sama.
2)
Berikan uji pembatasan interpersonal
3)
Berikan umpan balik tentang
peningkatan dalam perawatan diri atau aktifitas lainnya
4)
Harapkan pasien pada hambatan
penilaian jika memungkinkan
5)
Dukung pasien untuk mengubah
lingkungan seperti pergi jalan-jalan dan menonton film.
g. Diagnosa keperawatan: Gangguan spiritual (Wilkinson, 2006)
Intervensi:
1)
Gunakan teknik klarifikasi
nilai-nilai untuk membantu pasien mengklarifikasi keyakinan dan nilai-nilainya
2)
Dengarkan dengan cermat komunikasi
pasien dan kembangkan arti pentingnya berdoa atau aktifitas keagamaan.
3)
Berikan fasilitas dalam beribadah.